(ditulis
30Januari2013)
Halo hati.
Halo hatiku? Apa kabar mu saat ini?
Sudahkah luka mu tersembuhkan?
Sudahkah perih itu hilang?
Apa justru semakin parah?
Sudah berapa lama kau tak disinggahi?
Sudah berapa lama kau sendiri?
Halo hatiku. Sampai kapan kau akan
seperti ini?
Membiarkan semuanya menyakitkan
bagimu.
Dia, lagi-lagi dia. Dia memang tega
telah melukai dan menyakitimu.
Hati ingatlah pada satu hal. Jika
cobaan sepanjang sungai, maka kesabaran akan seluas samudera. Setiap pertemuan
pasti akan ada perpisahan, dan setelah perpisahan pasti akan datang yang baru.
Tapi siapa? Siapa yang akan mengobati luka mu itu? Siapa pula yang akan memungut
ceceran hati yang sedang berserakan ini?
Oh hati! Bagaimana kamu bisa disakiti?
Apa kau tak pandai mengunci langkahnya, hingga kamu harus kehilangan dia?
Bukankah kau tulus kasihmu untuknya?
Dengarkanlah hati, jika esok kau
menemukan yang baru. Taruhlah dirimu pada tempat yang tepat. Tempat yang
sanggup menjaga dan senantiasa merawatmu. Jangan lagi kau sembarangan menaruh
pada tempat-tempat yang salah. Karna bisa saja akan mematahkan mu lagi. Percaya
lah pada pepatah, “Saat ingin menikmati kopi yang panas, kau harus menunggu air
nya mendidih. Sehingga kamu bisa menyeduhnya dengan nikmat”. Sabarlah, jangan
lelah untuk menunggu, karna Tuhan akan memberimu kebahagiaan pada hari yang
tepat, pada waktu yang ditentukan oleh kehendak-Nya.
Sekarang, bukalah dirimu, cari hati
lain yang pas untuk dirimu. Cobalah pada sesuatu, sesuatu yang mungkin sulit
dilakukan. Yaitu, mencoba untuk membenci merindukannya, berhentilah menjadi
seorang perindu. Karna apa yang sedang kau rindukan sebenrnya sedang tidak
merindukanmu.
Percayalah hati, jika rasamu itu tulus
telah disia-siakan, maka jangan takut, tegar kanlah dirimu. Suatu saat kau akan
menemukan yang baik dan, jauh lebih baik. Ini adalah cara mendewasakanmu.
Anggaplah ini sebuah pembelajaran agar kau lebh berhati-hati dalam memilih
cinta.
Tuhan menciptakan pelangi untuk
mewarnai indahnya langit setelah hujan usai. Maka Tuhan menghadirkan mu untuk
mewarnai cinta yang lain, cinta yang lebih pantas untuk kau beri kasih yang
suci.
Selamat menemukan yang baru, semoga cinta
tak memperlakukan mu sekejam itu seperti yang sudah-sudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar